Anindyah sekar rinukti valiandra
1PA06
10512930
1. Filsafat
adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau
mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat sarwa yang ada,
yaitu: ” hakikat tuhan, ” hakikat alam semesta, dan ” hakikat manusia, serta
sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut.
2. Ilmu
pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusiadari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia.
3. Pengetahuan
sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini
dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa
sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003).
PERSAMAAN KETIGANYA :
Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki
objek selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya . Ketiganya memberikan
pengertian mengenai hubungan yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami
dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya . ketiganya meu mberikan sintesis,
yaitu suatu pandangan yang bergandengan . Ketiganya mempunyai metode dari
sistem .
PERBEDAAN KETIGANYA :
Filsafat mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban , mencari
prinsip-prinsip umum tidak membatasi segi pandangannya bahkan cendrung
memandang sesuatu secara umum dan keseluruhan yang ada .
Ilmu pengetahuan cendrung kepada hal yang dipelajari dari sebuah
buku panduan , ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material .
Pengetahuan yang dipelajari terbatas karena hanya sekedar
kemampuan yang ada dalam diri kita untuk mengetahui sesuatu hal , objek
penelitian yang terbatas . Tidak menilai obyek dari suatu sistem nilai tertentu
. Bertugas memberikan jawaban .
MITOS atau mite (myth) adalah cerita prosa
rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang
terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar
terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos juga disebut Mitologi,
yang kadang diartikan Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar
terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat
istiadat, dan konsep dongeng suci. Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul
alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan
mengandung arti yang dalam. Mitos juga mengisahkan petualangan para
dewa, kisah percintaan mereka, kisah perang mereka dan sebagainya. begitu banyak contoh-contoh mitos yang
ada di dindonesia. karena kita tahu sendiri bahwa memang Mitos sangat
berhubungan dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat,
dan konsep dongen suci. ini adalah beberapa contoh Mitos yang ada di Indonesia.
1. Cerita terjadinya mado-mado atau marga di Nias
(Sumatra Utara)
2. Cerita barong di Bali.
3. Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di India
oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.
4. Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan)
5. Cerita Joko Tarub
6. Cerita Dewi Nawangwulan
7.
Dan lain sebagainya
LEGENDA
Sebuah kisah sejarah
tradisional (atau kumpulan cerita terkait) populer dianggap benar tetapi
biasanya berisi campuran fakta dan fiksi. ebuah legenda adalah cerita yang
diceritakan seolah-olah itu adalah peristiwa sejarah, bukan sebagai penjelasan
untuk sesuatu atau narasi simbolik. Legenda mungkin atau mungkin tidak versi
dijabarkan dari peristiwa sejarah. Legenda yang dalam bahasa Latin disebut
legere adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai
sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karenanya, legenda sering kali dianggap
sebagai sejarah kolektif (folk history). Meski demikian, karena tidak tertulis,
maka kisah-kisah tersebut telah mengalami distorsi, sehingga sering kali jauh
berbeda dengan aslinya. Oleh sebab itu, jika legenda dipergunakan sebagai bahan
untuk merekonstruksi suatu sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih
dahulu bagian-bagiannya dari hal-hal yang mengandung sifat-sifat cerita rakyat
(folklore). Legenda ataupun cerita rakyat, terkait dekat sekali dengan Mitologi. Namun, pada cerita rakyat, waktu dan tempat tidak
spesifik dan ceritanya tidak dianggap sebagai sesuatu yang suci dan dipercaya
kebenarannya layaknya Mitologi. Sedangkan legenda sendiri, meskipun kejadiannya
dianggap benar, pelaku-pelaku kisahnya adalah manusia, bukan Dewa dan monster
seperti pada Mitologi.
CONTOH
:
SANGKURIANG
Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.
Pada suatu hari, seperti
biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di
hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang
sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung
menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang
untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau
mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka
Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya
lagi.
Sesampainya di rumah,
Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar
cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan
dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya,
maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.
Setelah kejadian itu, Dayang
Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar
suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa
Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan
abadi dan usia muda selamanya.
Setelah bertahun-tahun lamanya
Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya.
Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya
sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di
tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang
tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita
tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang
diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu
hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum
berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat
kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan
ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan
bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab
lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon
suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.
Dayang Sumbi sangat bingung
sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah
Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang,
supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang
Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap hari Dayang Sumbi
berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah
berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan
dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua
syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika
gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi
ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang
untuk membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat
itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua
permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum
fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu
mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan
tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari
Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan
semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.
Dayang Sumbi lalu meminta
bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di
sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang
mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan
pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh
Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa,
Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena
jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air.
Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu
melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban
Perahu.
CERITA RAKYAT
Cerita Rakyat adalah
sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada
umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau
asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat
umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Fungsi Cerita
rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan terutama cerita
rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak
menyadari kalo negeri kita tercinta ini mempunyai banyak Cerita Rakyat
Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar
dari mulut – ke mulut yang diwariskan secara turun – temurun. Namun sekarang
banyak Cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat
Indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.Sekarang banyak juga
Cerita Rakyat yang difilmkan lho dan sisi positifnya Cerita Rakyat jadi semakin
terjaga meski kadang ada penambahan jalan ceritanya.
CONTOH :
MALIN KUNDANG
Pada suatu waktu, hiduplah
sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut
terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang.
Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk
mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Maka
tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan,
dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke
kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk
mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering
mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang
mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka
tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa
kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan
dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan
nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya
raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya
miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Malin kundang mengutarakan
maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin
Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, IbuMalin Kundang akhirnya
menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan
perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh
ibunya. "Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang
berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini,
nak", ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.
Kapal yang dinaiki Malin
semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin Kundang.
Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak
belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh
bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas
oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di
kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung
dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu
terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh
kayu.
Malin Kundang terkatung-katung
ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah
pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang
terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh
masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang
menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan
keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi
seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang
jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang
mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah
menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu
Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak
saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya
yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah,
Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah
disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang
setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke
pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal.
Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta
istrinya.
Malin Kundang pun turun dari
kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka
dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati
adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu
lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi
apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan
mendorongnya hingga terjatuh.
"Wanita tak tahu diri,
sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya.
Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang
sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?",
Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang
pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin
kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh
anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak
durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya
sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi
sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan
badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin
Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi
sebuah batu karang.